Selasa, 29 April 2014

Iwan Fals , My Inspiration


Setiap negara maupun wilayah/daerah pastinya memiliki seseorang yang berpengaruh didalamnya, tak terkecuali negeri kita tercinta Republik Indonesia. Mungkin salah satu orang  yang paling berpengaruh menurut pandangan saya adalah Iwan Fals, karena dia adalah idola saya yang sering memberikan inspirasi kepada orang-orang melalui lagu-lagunya. Di mulai dari lagu yang kritis akan sistem pemerintahan, motivasi hidup maupun percintaan kepada sesama.

Lewat lagu-lagunya, ia memotret kehidupan dan sosial-budaya di akhir tahun 1970-an hingga sekarang. Kritik atas perilaku sekelompok orang (seperti Wakil Rakyat, Tante Lisa), empati bagi kelompok marginal (misalnya Siang Seberang Istana, Lonteku), atau bencana besar yang melanda Indonesia (atau kadang-kadang di luar Indonesia, seperti Ethiopia) mendominasi tema lagu-lagu yang dibawakannya. Iwan Fals tidak hanya menyanyikan lagu ciptaannya tetapi juga sejumlah pencipta lain.

Pada kesempatan kali ini saya akan coba untuk membuat ringkasan biografi Iwan Fals yang saya ketahui. Iwan Fals yang bernama asli Virgiawan Listanto lahir di Jakarta pada 3 September 1961 dari pasangan Haryoso (ayah)(almarhum) dan Lies (ibu). Masa kecilnya dihabiskan di Bandung, bakatnya mulai terasah pada usia 13 tahun dan satu-satunya temennya yang paling dekat adalah gitarnya. Dia menghabiskan masa-masa kecilnya dengan mengamen sepanjang hari.

Setelah mencoba beberapa kali untuk rekaman akhirnya dia mulai dikenal oleh khalayak luas dengan lagu “Sarjana Muda” nya, kemudian dia sempat masuk televisi setelah tahun 1987 lagu Oemar Bakri sempat ditayangkan di TVRI. Selama Orde Baru, banyak jadwal acara konser Iwan yang dilarang dan dibatalkan oleh aparat pemerintah, karena lirik-lirik lagunya yang kritis.

Saat bergabung dengan kelompok SWAMI dan merilis album bertajuk SWAMI pada 1989, nama Iwan semakin meroket dengan mencetak hits Bento dan Bongkar yang sangat fenomenal. Perjalanan karir Iwan Fals terus menanjak ketika dia bergabung dengan Kantata Takwa pada 1990 yang di dukung penuh oleh pengusaha Setiawan Djodi. Konser-konser Kantata Takwa saat itu sampai sekarang dianggap sebagai konser musik yang terbesar dan termegah sepanjang sejarah musik Indonesia.

Karena kesederhanaannya dia pun menjadi panutan para penggemarnya yang tersebar di seluruh Nusantara. Para penggemar fanatik Iwan Fals bahkan mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 16 Agustus 1999 yang disebut Yayasan Orang Indonesia atau biasa dikenal dengan seruan Oi. Yayasan ini mewadahi aktifitas para penggemar Iwan Fals. Hingga sekarang kantor cabang Oi dapat ditemui setiap penjuru Nusantara dan beberapa bahkan sampai ke mancanegara.

Iwan menikahi Rosanna (Mbak Yos) dan mempunyai anak Galang Rambu Anarki (almarhum), Annisa Cikal Rambu Basae, dan Rayya Rambu Robbani. Dia sekarang tinggal di Desa Leuwinanggung No.19 RT.01 RW.02 Cimanggis, Depok 16956. Pada pembuatan salah satu lagu Iwan Fals memasukan nama anaknya Galang, berjudul Galang Rambu Anarki pada album Opini , yang bercerita tentang kegelisahan orang tua menghadapi kenaikan harga-harga barang sebagai imbas dari kenaikan harga BBM pada awal tahun 1981 yaitu pada hari kelahiran Galang (1 Januari 1981). 

Galang Rambu Anarki meninggal pada bulan April 1997 secara mendadak yang membuat aktifitas bermusik Iwan Fals sempat vakum selama beberapa tahun. Galang dimakamkan di pekarangan rumah Iwan Fals di desa Leuwinanggung Bogor Jawa Barat sekitar satu jam perjalanan dari Jakarta. Sepeninggal Galang, Iwan sering menyibukkan diri dengan melukis dan berlatih bela diri.

Pada tahun 2002 Iwan mulai aktif lagi membuat album setelah sekian lama menyendiri dengan munculnya album Suara Hati yang di dalamnya terdapat lagu Hadapi Saja yang bercerita tentang kematian Galang Rambu Anarki. Pada lagu ini istri Iwan Fals (Yos) juga ikut menyumbangkan suaranya. Selepas anak pertamanya tiada, penampilan Iwan Fals juga berubah total. Iwan Fals mencukur habis rambut panjangnya hingga gundul. Sekarang dia berpenampilan lebih bersahaja, rambut berpotongan rapi disisir juga kumis dan jenggotnya dihilangkan. Dari sisi pakaian, dia lebih sering menggunakan kemeja yang dimasukkan pada setiap kesempatan tampil di depan publik, sangat jauh berbeda dengan penampilannya dahulu yang lebih sering memakai kaus oblong bahkan bertelanjang dada dengan rambut panjang tidak teratur dan kumis tebal.


Mungkin hanya itu yang dapat saya ceritakan tentang kehidupan idola saya serta legenda Indonesia, semoga biografi singkat ini dapat memotivasi serta memberi kita inspirasi dalam menjalani hidup yang kadang tak adil ini “SALAM OI SALAM SATU JIWA”.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar