Jumat, 21 November 2014

Kalimat Efektif



A.   Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

B.    Ciri-ciri kalimat efektif:
     1.  Kesepadanan
          Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu subjek, predikat, objek dan
          keterangan. Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur
          bahasa.

          2.     Kecermatan dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
         Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan
         tafsiran ganda)

          3.     Kehematan
         Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa
         atau bentuk lain yang di anggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa.

          4.     Kelogisan
              Bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan
              yang berlaku.

          5.    Kesatuan atau Kepaduan
         Maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang
         disampaikannya tidak terpecah-pecah.

    6.     Keparalelan atau Kesejajaran
              Kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu.

       



      Sumber :
      http://dayintapinasthika.wordpress.com/2013/01/02/contoh-kalimat-efektif-dan-kalimat-tidak-efektif/

Kamis, 20 November 2014

Pengembangan Alinea

A.   Pengertian Paragraf

            Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
           
B.    Syarat Paragraf
      Paragraf yang efektif harus memenuhi dua syarat ,yaitu :
·         Kesatuan paragraf
·         Kepaduan paragraf

C.   Jenis Paragraf
1.     Paragraf Deduksi
        Deduksi berarti berfikir dari umum ke khusus. Paragraf ini penempatan kalimat topiknya selalu
     diawal.

2.     Paragraf Induksi
     Paragraf yang pengembangannya dimulai dari pemaparan bagian-bagian kecil atau hal-hal yang konkret hingga sampai kepada suatu simpulan yang bersifat umum disebut paragraf induksi. Induksi berarti cara berfiikir dari khusus ke yang umum. Pada paragraf seperti ini penempatan kalimat topiknya berada diakhir paragraf.

3.     Paragraf Campuran
     Dalam paragraf campuran penempatan kalimat topiknya di tengah paragraf. Paragraf ini di mulai oleh kalimat pengembang setelah kalimat atau kata transisi kalau ada. Setelah itu, kalimat topik di kembangkan lagi dan diakhiri oleh kalimat penegas kalau diperlukan.

4.     Paragraf Perbandingan
     Pengembangan Paragraf perbandingan dilakukan dengan cara membanding-bandingkan kalimat topik. Misalnya, kalimat topik mengenai hal yang bersifat abstrak dibandingkan dengan hal yang bersifat konkret dengan cara merinci perbandingan tersebut dalam bentuk yang konkret atau bagian bagian kecil.

5.     Paragraf Pertanyaan
   Kalimat topik dalam paragraf pertanyaan berbentuk kalimat tanya dan kalimat-kalimat      pengembangan dalam paragraf jenis ini juga biasa merupakan jawaban-jawaban atas pertanyaan tersebut.

6.     Paragraf Sebab-Akibat
     Kalimat topik paragraf sebab-akibat merupakan sebab atau akibat peristiwa-peristiwa atau sifat objek yang dipaparkan dalam kalimat pengembang. Jika kalimat topiknya berupa sebab maka kalimat pengembangnya harus merupakan akibat dari sebab itu. Sebaliknya jika kalimat topiknya berupa akibat, kalimat pengembangnya harus merupakan sebab-sebab dari akibat itu.

7.     Paragraf Contoh
    Paragraf contoh adalah pengembangan kalimat topik dalam sebuah paragraf dengan menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh itu dipakai untuk memperjelas maksud dalam kalimat topik.

8.     Paragraf Perulangan
     Pengembangan paragraf perulangan dilakukan dengan cara mengulang kata atau     kelompok kata. Pengembangan paragraf perulangan juga bisa dilakukan dengan cara mengulang bagian-bagian kalimat yang penting.

9.     Paragraf Definisi
  Dalam paragraf definisi kalimat topiknya merupakan sesuatu pengertian atau istilah yang memerlukan penjelasan secara panjang lebar agar maknanya mudah dipahami oleh pembaca. Alat untuk memperjelas pengertian itu ialah kalimat pengembang.

10.  Paragraf Deskriptif
     Kalimat topik dalam paragraf deskriptif tidak tersurat seperti pada paragraf-paragraf yang lain. Kalimat topik paragraf ini tersirat pada semua kalimat pengembang. Kita akan mengetahui kallimat topik setelah selesai membaca paragraf karena kalimat topik paragraf deskriptif merupakan simpulan semua paparan dalam paragraf.


D.   Pengembangan Paragraf

            Metode pengembangan paragraf akan bergantung pada sifat informasi yang akan disampaikan,yaitu: persuasive, argumentatif, naratif, deskriptif, dan eksposisi. Metode tersebut sudah pasti digunakan untuk mengembangkan alinea argumentatif, misalnya akan berbeda dengan naratif.

·         Metode Definisi
Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan pengertian/ konsep istilah tertentu.
·         Metode Proses
Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea menguraikan suatu proses. Proses ini merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu.
·         Metode Contoh
Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk paragraf.
·         Metode Sebab-Akibat
Metode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau sebaliknya. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnya harus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia.
·         Metode Umum-Khusus
Metode umum-khususnya dan khusus-umum paling banyak dipakai untuk mengembangkan gagasan paragraf agar tampak teratur.
·         Metode Klasifikasi
Bila kita akan mengelompokan benda-benda atau non benda yang memiliki persamaan ciri seperi sifat, bentuk, ukuran, dan lain-lain, cara yang paling tepat adalah dengan metode klasifikasi. Klasifikasi sebenarnya bukan khusus untuk persamaan factor tersebut di atas, tetapi juga untuk perbedaan.

E.    Teknik Pemaparan
            Paragraf menurut teknik pemaparannya dapat dibagi dalam empat macam, yaitu deskriptif, ekspositoris, agumentatif, dan naratif.
a)    Deskriptif
Paragraf deskriptif disebut juga paragraf melukiskan (lukisan). Paragraf ini melukiskan apa yang terlihat di depan mata. Jadi, paragraf ini bersifat tata ruang atau tata letak.
b)    Ekspositoris
Paragraf Ekspositoris disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menampilkan suatu objek. Tertuju pada satu unsur saja. Penyampainnya dapat menggunakan perkembangan analisis atau keruangan.
c)     Argumentatif
Paragraf argumentatif sebenarnya dapat dimasukkan ke dalam ekspositoris. Paragraf argumentatif disebut juga persuasi. Paragraf ini lebih brsifat membujuk atau menyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasanya, paragraf ini menggunakan perkembangan analisis.
d)    Naratif
Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu, sebuah karangan narasi atau paragraf narasi haya kita temukan dalam novel, cerpen, atau hikayat.


Contoh Paragraf Deskriptif :
        Meja yang dibelikan bapak untuk Budi sebagai hadiah ulang tahun sudah sampai. Meja itu terbuat dari kayu jati. Meja itu tingginya kurang lebih 75 cm lebarnya sekirar 50 cm dengan panjang 1,5 meter. Meja bewarna coklat muda ini terlihat sangat cocok dengan ruang belajar Budi yang sedikit gelap. Meja ini punya 2 lemari yang 1 sebelah kiri dan yang satunya sebelah kanan. Dengan adanya penyangga kaki membuat meja ini nyaman digunakan untuk belajar.



Sumber :

EYD


Pengertian Ejaan

            Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antar hubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara teknis, yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf, pemakaian huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.

Ejaan Yang Disempurnakan
A.    Penggunaan Huruf
1.    Huruf dan Namanya
          Abjad Latin yang digunakan terdiri dari 26 buah huruf. Huruf
          a, i, u, e, o disebut huruf vocal. Huruf lainnya, yaitu b, c, d, f,
          g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z disebut huruf
          konsonan.

2.    Penggunaan Huruf Vokal
Huruf (e) digunakan untuk melambangkan fonem /e/ dan /e`/; huruf (i) untuk melambangkan fonem /i/ dan /y/; dan huruf (u) digunakan untuk melambangkan fonem /u/ dan /w/. Karena fonem /y/ dilambangkan juga dengan huruf (i) dan fonem /w/ dilambangkan juga dengan huruf (u), maka rangkaian vokal ai dan au pada kata-kata seperti ramai dan pulau sering disebut orang dengan istilah vokal rangkap atau diftong.

3.    Penggunaan Huruf Konsonan
      Huruf-huruf konsonan digunakan untuk melambangkan
      fonem-fonem konsonan.

4.    Penggunaan Huruf Kapital
          Huruf besar atau huruf capital digunakan :
   ·   Sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
   ·   Sebagai huruf pertama kata yang berkenaan dengan
       agama, kitab suci dan nama Tuhan termasuk kata
       gantinya.
   ·   Sebagai huruf pertama kata pada petikan langsung.
   ·   Sebagai huruf pertama kata yang menyatakan gelar
       kehormatan, gelar keagamaan, gelar keturunan, yang
       diikuti dengan nama orang.
   ·   Sebagai huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang
       diikuti nama orang.

5.    Penggunaan Huruf Kecil
            Huruf kecil digunakan pada posisi-posisi yang tidak menggunakan huruf besar.

6.    Penggunaan Huruf Miring
            Huruf miring digunakan dalam cetakan. Dalam tulisan tangan atau ketikan yang      akan dicetak miring, diberi garis bawah tunggal. Huruf miring digunakan untuk:
·  Menuliskan nama buku, nama majalah, nama surat kabar, yang dikutip dalam karangan.
·  Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.

7.    Penggunaan Huruf Tebal
Huruf tebal berfungsi untuk menandai kata-kata yang dianggap penting, atau perlu mendapat perhatian, seperti kata kepala (entri) di dalam kamus dan ensiklopedia, subjudul di dalam karangan dan sebagainya.

B.     Penulisan Kata

1.    Penulisan Kata Dasar
Kata dasar, yaitu kata yang belum diberi imbuhan atau belum mengalami proses morfologi lainnya, ditulis sebagai satu kesatuan, terlepas dari kesatuan yang lainnya.

2.    Penulisan Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan, yaitu kata yang dibentuk dari kata dasar atau bentuk dasar dengan imbuhan (awalan, sisipan, dan akhiran) ditulis dengan aturan seperti berikut:
· Imbuhan (awalan, sisipan, dan akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya sebagai kesatuan.
·  Kalau bentuk dasarnya adalah gabungan kata, maka awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikutinya atau mendahuluinya.

3.    Penulisan Kata Gabung
Kata gabung atau gabungan kata adalah bentuk yang terdiri dari dua buat kata atau lebih. Aturan penulisannya adalah sebagai berikut:
·  Kata-kata yang membentuk gabungan kata ditulis terpisah satu dengan lainnya.
·  Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai sebuah kata ditulis serangkai menjadi satu.
·  Kalau sebuah gabungan kata sekaligus diberi awalan dan akhiran maka harus ditulis serangkai sebagai sebuah kata.

4.    Penulisan kata ulang
Kata ulang adalah sebuah bentuk sebagai mana hasil dari mengulang sebuah kata dasar atau sebuah bentuk dasar. Kata ulang ditulis secara lengkap atau utuh dengan memberi garis penghubung.

5.    Penulisan kata ganti klitik
Kata ganti klitik adalah kata ganti yang disingkat seperti ku,kau,mu dan nya. Kata ganti bentuk klitik ini ditulis serangkai dengan kata yang mengikuti atau mendahuluinya.

6.    Penulisan kata depan
Kata depan adalah kata-kata yang biasanya menjadi penghubung antara predikat dengan object atau keterangan; dan lazimnya berada di depan sebuah kata benda. Misalnya kata-kata: di, ke, dari, pada, kepada, dengan, oleh, dalam, dan sebagainya. Kata depan dituliskan dengan aturan sebagai berikut:
·   Kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
·   Kata depan kepada dan daripada ditulis serangkaian
     karena dianggap sebagai sebuah kata.
·  Kata depan ke bersama kata yang mengikutinya apabila secara sintaktis berlaku sebagai kata kerja atau sekaligus mendapatkan awalan dan akhiran ditulis serangkai.

7.  Penulisan kata sandang
Kata sandang si dan sang  ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

8.  Penulisan Partikel
· Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
· Partikel pun yang berarti ‘juga’ ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
· Pada kata penghubung, seperti biarpun, meskipun, sungguhpun,  dan sekalipun, pun ditulis serangkai karena dianggap sebagai bagian dari sebuah kata.
·  Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

C.   Penulisan Singkatan Kata
Tidak sedikit jumlahnya kata-kata dalam bahasa indonesia yang penulisannya di singkat    dan ada juga yang sekaligus dengan pengucapan. Penyingkatan kata ini antara lain di   lakukan dengan cara:
1) Hanya menuliskan dan juga mengucapkan huruf pertama saja dari kata-kata yang di singkat itu.
2) Hanya menuliskan beberapa huruf saja dari kata atau kata-kata yang disingkat. Dalam hal berikut
3) Hanya menuliskan suku-suku kata tertentu saja dari kata-kata atau unsur kata-kata yang disingkat.


D.   Penulisan  Kata-Kata Berejaan Kembar
Dalam pemakaian bahasa sehari-hari banyak kita jumpai kata-kata yang ditulis dengan ejaan yang berbeda, sehingga sering menjadi pertanyaan mana yang benar penulisannya. Untuk mengetahui mana yang ditulis dengan ejaan yang benar kita harus melihatnya di dalam kamus. Tentu saja kamus yang baik, seperti Kamus Umum Bahasa Indonesia oleh WJS Poerwadarminta atau Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

E.    Pemenggalan Kata
Kalau kita menulis, acapkali kita harus memenggal sebuah kata, misalnya karena pindah baris baru, atau untuk keperluan lain. Kita tidak boleh memenggal kata itu semaunya saja, melainkan harus mengikuti suatu aturan.
·  Kata Dasar
Kata Dasar dipenggal dengan aturan:
1) Kalau di tengah kata dasar ada dua huruf vokal, maka pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf  vokal itu.
2) Kalau di tengah kata dasar ada huruf konsonan di antara dua huruf  vokal, maka pemenggalan sebelum  huruf konsonan itu.
3) Kalau ditengah kata dasar ada dua buah huruf konsonan, maka penggalannya dilakukan  di antara kedua huruf konsonan itu.
4) Kalau ditengah kata kata dasar ada tiga huruf  konsonan atau lebih, maka pemenggalannya dilakukan di antara konsonan yang pertama,termasuk gabungan huruf konsonan, dengan huruf yang kedua.
                         
·  Kata Berimbuhan
1) Imbuhan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk, dan partikel (seperti kah dan lah)  yang biasa ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dalam pemenggalan kata dipisahkan sebagai satu kesatuan.
2) Imbuhan sisipan, yaitu el,em dan er dalam pemenggalan tidak diperhitungkan sebagai satu kesatuan, melainkan sebagai bagian dari kata.

·   Kata Kompleks
Jika sebuah kata terdiri lebih dari sebuah unsur (Kata kompleks) dan salah satu unsur itu dapat bergabung  dengan unsur lain, maka pemenggalnya dilakukan dalam dua tahap, di antara unsur-unsur itu. Kedua,  di antara suku-suku kata pada masing-masing unsur, sesuai dengan kaidah yang di sebutkan di atas.

F.    Penulisan Kata Serapan
Kata serapan adalah  kata-kata yang berasal  dari bahasa asing  atau bahasa daerah, lalu digunakan dalam bahasa Indonesia.

G.   Penggunaan Tanda Baca
Tanda baca adalah tanda-tanda yang digunakan di dalam  bahasa tulis agar kalimat-kalimat yang kita tulis dapat dipahami orang persis seperti yang kita maksudkan. Tanda baca yang lazim digunakan adalah :
              Lambang                                 Nama
                    .                                        titik
                    ;                                        titik koma
                    ,                                        koma
                   ?                                       tanda tanya
                    !                                        tanda seru
                  ()                                      tanda kurung
                 “..”                                      tanda petik(kutip)


Contoh paragraf dengan tanda baca yang benar :

            Pada pagi hari yang cerah distasiun kereta api Kalibata, sekelompok pemuda berkumpul untuk melakukan perjalanan ke Bogor. Dodi yang sedang asyik bermain handphone; Yogi sedang makan bubur; Rudi mendengarkan musik tiba-tiba dikejutkan oleh suara Fajar.

Fajar :  "Hai bro!!"
Dodi :  "Hai bro, hai bro aja lu... udah jam berapa nih?? (sambil menunjuk jarum jam).
Fajar :  "Maaf Dod, alarm handphone gw ga bunyi hehehe".
Rudi  : "Yaudah ga usah berantem, mendingan kita siap-siap aja soalnya kereta sedikit lagi datang".

           Tak beberapa lama kemudian kereta api jurusan Bogor tiba, dengan bergegas mereka mengambil tas/perlengkapan mereka lalu naik ke dalam kereta. Setengah jam kemudian kereta berangkat sambil mengepulkan asapnya.



Sumber :
Arifin, E Zaenal dan S. Amran Tasai. Bahasa Indonesia : Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta : Pustaka Mandiri. 2012

DIKSI



A.   Pengertian Diksi
      Diksi ialah pilihan kata. Pilihan kata merupakan satu unsur yang sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata untuk menyatakan suatu maksud, kita tidak dapat lepas dari kamus, karena kamus memberikan suatu ketepatan kepada kita tentang pemakaian kata kata.

B.    Makna Denotatif dan Konotatif
      Makna denotatif  adalah makna dalam alam wajar secara  eksplisit. Makna wajar yang dimaksud adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif  adalah suatu pengertian yang di kandung secara  objektif, sering juga maka denotatif disebut makna konseptual. Kata makan, misalnya, bermakna memasukkan sesuatu ke dalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif.

      Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman, ia tidak tetap. Kata kamar kecil mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif), tetapi kamar kecil berarti juga jamban (konotatif).

      Makna-makna konotatif  sifatnya lebih profesional dan operasional daripada makna denotatif. Makna denotatif adalah makna yang umum. Sebaliknya, makna konotatif  adalah makna yang di kaitkan dengan suatu kondisi dan situasi tertentu.

C.   Kata Umum Dan Khusus
Kata umum disebut superordinat, kata khusus disebut hiponim. Kata ikan memiliki acuan yang lebih luas daripada kata mujair atau nila. Ikan tidak hanya mujair atau nila saja , tetapi ikan terdiri atas beberapa macam seperti ikan mas, ikan tuna, ikan lele dsb. Sebaliknya tuna, lele, mujair dan nila pasti merupakan jenis ikan. Dalam hal ini, kata yang acuannya lebih luas disebut kata umum, seperti ikan, sedangkan kata yang acuannya lebih khusus disebut kata khusus, seperti gurame, lele, nila dan ikan mas.

D.   Kata Konkret Dan Abstrak
Kata konkret adalah kata yang acuannya semakin mudah diserap panca indera, seperti meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Kata abstrak ialah kata yang tidak mudah diserap dengan panca indera, seperti gagasan, kesibukan, keinginan, dan angan-angan.

E.    Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Sinonim dipergunakan untuk mengalih-alihkan pemakaian kata pada tempat tertentu sehingga kalimat itu tidak membosankan. Kita ambil contoh kata cerdas dan cerdik. Kedua kata ini bersinonim, tetapi kedua kata tersebut tidak persis sama benar.

F.    Pembentukan Kata
Ada 2 cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan dari luar bahasa Indonesia. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosakata baru dengan dasar kata yang sudah ada, sedangkan dari luar terbentuk kata baru melalui unsur serapan. 

G.   Ungkapan Idiomatik
Ungkapan idiomatik adalah konstruksi yang khas pada suatu bahasa yang salah satu unsurnya tidak dapat dihilangkan atau diganti. Ungkapan yang bersifat idiomatik terdiri atas dua atau tiga kata yang dapat memperkuat diksi di dalam     tulisan.

Ungkapan idiomatik lain yangperlu diperhatikan ialah sebagai berikut.
            Salah                                       Benar
            terdiri                                      terdiri atas; terdiri dari
            terjadi atas                               terjadi dari
            disebabkan karena                   disebabkan oleh

            Berikut ini ada beberapa kata yang pelru diketahui mana yang baku dan mana yang            tidak baku.
            Kata Tidak Baku                  Kata Baku
            analisa                                     analisis
            jadual                                      jadwal
            kwalitas                                   kualitas
            silahkan                                   silakan
            trampil                                     terampil
            coklat                                      cokelat


Contoh Paragraf Diksi :
        Pada siang hari yang terik Andi mengendarai *motor bebeknya dengan perlahan,  sesampainya ditempat pemancingan dia menuju kolam **gurame dan mulai mengeluarkan ***alat pancingnya. Dia juga mengeluarkan beberapa umpan yang ""terdiri dari pelet, cacing dan campuran nasi. Setelah beberapa persiapan telah dilakukan dia sudah siap untuk memancing #ikan. Tetapi setelah menunggu selama berjam-jam ikan tak kunjung didapat.

*   = denotatif & konotatif
**  = kata khusus
*** = kata konkret
""  =  idiomatik
#   =  kata umum



Sumber :
Arifin, E Zaenal dan S. Amran Tasai. Bahasa Indonesia : Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta : Pustaka Mandiri. 2012